Putus sama Evi

Akhirnya aku habisi juga si evi aku putus. Setelah jalan bareng makan sate eh muji-muji lelaki boncel itu. Hal itu menyadarkan aku tentang kisah pahit dulu waktu aku datang ke kosnya ada laki-laki baru. Waktu aku telfon yang nerima laki-laki di dalam kos nya.

Memang hari ini sudah berubah mereka berpisah. Evi sendiri di kos nya. Tapi yang bikin aku marah kenapa muji muji dia di depan aku. Nggak tau diri banget. Nggak tau di untung.

Dikasi 20rb marah-marah nggak tau diri. Kenapa aku harus menanggung kewajiban yang seharusnya aku nggak berkewajiban. Tak rasa-rasa tiap ketemu makan 30rb minta bensin 15rb minta sangu 50rb tiap ketemu 100rb ketemu 30hari bisa 3juta.

Yang nggak habis aku pikir kenapa aku balik ama dia. Dan ngasi dia uang terus. Mungkin ketakutan aku kalau dia ninggalin aku. Mending sekarang aku putus biar ketakutan itu nggak ada. Aku bilang terserah deh, (sak karep-karep mu) kalau dia ngancam sama laki-laki laen. Toh aku kasih uang tetep aja sama laki-laki laen.

Yang kedua aku merasa kasihan tapi kalau dikasihani ngelunjak jadi sosok yang bikin kesel mending nggak usah kasian. Dari latar belakangnya merantau kesini sendirian, ayah meninggal. Dari situ bertahan hidup dari pacaran sama teman pamannya di berantas, sampai pacaran sama koki nasi goreng, pacaran sama anak bengkel,. pacaran sama anak kuliahan, pacaran sama aku dan pacaran sama anak boncel madura.

Sudah jelas kelakuannya jadi nggak perlu kasihan lagi. Harus tega, dia tega kok sekamar sama laki-laki aku telfon.Dia tega sama aku, harusnya aku tega juga.

Biarkan dia menyelesaikan masalahnya sendiri, belajar bertanggung jawab pada diri sendiri kalau uangnya di habiskan buat beli kosmetik mahal, bayar kost mahal dan akhir bulan kehabisan uang biarkan dia merasakan sakitnya kelaparan. Biar belajar mengelola keuangan.


















0 Response to "Putus sama Evi"

Posting Komentar